Tinjauan tentang Penyembahan Kontemporer dan Hubungannya dengan Pertumbuhan Gereja
Abstract
Sepanjang zaman, tata cara ibadah gereja tidak selalu sama. Gereja-gereja tradisional sangat menjunjung tinggi liturgi dan penyembahan yang sesuai dengan pemahaman mereka mengenai ibadah. Sedangkan gereja-gereja dari kalangan Kharismatik cenderung memiliki model penyembahan yang dikenal dengan tren Praise and Worship. Sekarang ini, trend ibadah yang dianut gereja Kharismatik telah banyak diikuti oleh gereja-gereja tradisional walaupun banyak terjadi konfrontasi mengenai model penyembahan ini. Di zaman ini, penyembahan cenderung diidentikkan dengan "restoran siap saji". Artinya, jemaat akan mengunjungi gereja yang dianggapnya dapat dengan segera memuaskan kebutuhan rohaninya. Model penyembahan ini selanjutnya dikenal dengan penyembahan kontemporer yang artinya penyembahan yang direlevankan dengan kebutuhan orang zaman sekarang ini, khususnya dalam bentuk dan gaya musiknya. Akibatnya ada yang berpendapat bahwa model penyembahan kontemporer ini telah banyak menarik perhatian jemaat-jemaat tradisional dan kemudian berpindah ke gereja Kharismatik yang menggunakan model penyembahan yang demikian. Sehingga gereja-gereja tradisional mulai mengikuti model penyembahan ini dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah anggota gerejanya, atau setidaknya untuk memenuhi "selera" jemaatnya, supaya mereka tidak meninggalkan gerejanya, bahkan dapat mendatangkan pertumbuhan. Karena mereka menganggap bahwa model penyembahan kontemporer ini dapat mempengaruhi pertumbuhan gereja. Pertumbuhan gereja adalah upaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas gereja sesuai dengan kehendak Allah. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gereja, salah satunya adalah penyembahan kontemporer ini. Banyak gereja yang bertumbuh pesat karena menggunakan model penyembahan yang demikian. Hal ini terbukti dari gereja-gereja Kharismatik yang memiliki jumlah jemaat yang terus bertambah setiap minggu. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah penyembahan kontemporer itu bertujuan untuk memuaskan keinginan seseorang dalam beribadah, atau untuk memberi pujian, hormat dan kemuliaan kepada Allah? Apakah pertumbuhan gereja hanya pada jumlah saja, lalu bagaiman dengan pertumbuhan kerohanian mereka secara pribadi? Untuk itu gereja perlu memahami konsep penyembahan yang benar serta pertumbuhan gereja yang utuh. Penyembahan hanya ditujukan kepada Allah, bukan untuk kesenangan diri sendiri. Pertumbuhan gereja jangan hanya melihat jumlah yang terus bertambah, melainkan harus memperhatikan kualitas dari jemaat itu sendiri. Diharapkan melalui skripsi ini gereja-gereja di Indonesia tidak sekedar mengikuti tren penyembahan sesuai dengan budaya masa kini. Tetapi tetap mempertahankan dan menanamkan konsep penyembahan yang benar dengan memodivikasi liturgi penyembahan seperlunya.