dc.description.abstract | Intermediate state adalah masa di antara kematian fisik dan kebangkitan. Orang yang telah mati tidak secara langsung mengalami kebangkitan tubuh karena kebangkitan tubuh barn akan terjadi pada saat Kristus datang kedua kali. Kebenaran ini menimbulkan pertanyaan, termasuk dalam diri orang percaya, jikalau kebangkitan tubuh itu barn akan terjadi pada saat Kristus datang kedua kali, apa yang terjadi dengan jiwa manusia setelah kematian fisik dan sebelum kebangkitan?
Saksi Yehova yang terns berkembang sampai hari ini menawarkan jawaban atas pertanyaan orang -percaya mengenai intermediate state. Saksi Yehova mengajarkan bahwa pada masa intermediate state, jiwa manusia tertidur dalam ketidaksadaran (sou/ sleep). Manusia tidak memiliki jiwa karena manusia adalah jiwa yang hidup. Manusia atau jiwa yang hidup akan mengalami kematian. Pada saat manusia mengalami kematian, jiwa manusia juga akan tertidur dalam ketidaksadaran. Kondisi ketidaksadaran ini disebabkan juga karena otak manusia telah berhenti berfungsi ketika tubuh manusia mati. Jiwa manusia yang tertidur ini terbaring di dalam kuburan yang di dalam Perjanjian Lama di kenal sebagai sheol dan di Perjanjian Barn dikenal sebagai hades.
Alkitab mengajarkan bahwa manusia adalah ciptaan yang sernpa dan segambar dengan Allah. Manusia diciptakaan dari debu tanah kemudian diberikan napas kehidupan oleh Allah. Oleh karena itu, manusia memiliki tubuh dan jiwa atau roh. Tubuh adalah unsur materi yang bisa mati. Sedangkan jiwa atau roh adalah unsur bukan materi yang tidak bisa mati. Tubuh dan jiwa ini akan terpisah untuk sementara waktu pada saat manusia mengalami kematian fisik. Tubuh manusia yang mati akan kembali menjadi debu. Namun, jiwa manusia akan terns hidup dalam kesadaran yang utuh. Jiwa orang percaya akan langsung berkumpul bersama Yesus dan merasakan kebahagiaan. Sebaliknya, jiwa orang tidak percaya akan masuk ke dalam hades, yaitu tempat penghukuman sementara dan merasakan penderitaan. Sheol dan hades menggambarkan dunia orang mati sekaligus tempat penghukuman sementara.
Pengajaran Alkitab mengenai intermediate state memberikan penghiburan pada orang percaya yang masih terns menantikan kedatangan Kristus kedua kali. Alkitab mengajarkan bahwa tidak ada suatu hal pun, termasuk kematian fisik, yang dapat memisahkan orang percaya dari kasih Allah di dalam Kristus Yesus. Jadi, baik orang percaya yang masih hidup maupun orang percaya yang telah mati adalah milik Allah. Relasi orang percaya dengan Allah tidak akan terputus karena kematian fisik. Justrn melalui kematian fisiklah orang percaya dapat masuk ke dalam persekutuan yang lebih intim dengan Tuhan. Persekutuan ini akan menjadi sempuma pada saat Kristus datang kedua kali dan orang percaya mengalami kebangkitan tubuh. | |