dc.description.abstract | Kehilangan orang yang dikasihi karena kematian bukanlah hal yang mudah untuk dihadapi. Berbagai gejolak emosi bisa muncul sebagai respons kehilangan tersebut. Di dalam masyarakat Toraja, kematian berkaitan erat dengan upacara kematian. Bagi masyarakat Toraja upacara kematian merupakan hal yang sangat dihargai dan memiliki nilai-nilai yang berharga bagi orang Toraja karena itu hal ini juga berperan di dalam proses kedukaan partisipan sebagai istri Toraja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman kedukaan istri yang kehilangan suami dalam konteks budaya Toraja. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan cara purposive sampling. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara semi terstruktur yang bersifat mendalam dan analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis naratif. Data yang dianalisis berupa episode sebelum peristiwa kematian, peristiwa kematian, upacara kematian dan setelah upacara kematian sampai saat ini. Jumlah partisipan sebanyak tiga orang dalam rentang usia 50-60 tahun yang beragama Kristen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa episode yang muncul yaitu: (a) sebelum peristiwa kematian: kesiapan menghadapi kematian suami; (b) peristiwa kematian: reaksi terhadap kematian suami (c) pelaksanaan upacara kematian: upacara adat yang berkontribusi dalam proses kedukaan; (d) setelah upacara kematian: proses penyesuaian diri dengan kehidupan tanpa kehadiran suami. Di dalam setiap episode muncul tema-tema utama yang berperan dalam proses kedukaan partisipan. | en_US |